Pages

Sabtu, 07 Desember 2013

Kapan Negara Ini Bebas dari Korupsi

0 komentar


- Korupsi menjadi kerikil bahkan batu tajam yang mengganggu proses demokratisasi negeri begajul untuk menjadi sebuah negara sejahtera dan bisa melakukan hal-hal yang menuju pada cita-cita pendiriannya dahulu. Korupsi secara akal sehat bukanlah hal yang normal dan wajar, ketika kita berbicara pada jahat dan baik, dan otomatis hal jahat adalah tidak normal dalam status kehidupan kejiwaan seseorang. Korupsi bukanlah hal tentang cacat dan normal, jadi mereka koruptor bukanlah orang cacat namun orang tidak normal yang harus dijauhkan dari kehidupan normal karena pasti akan sangat sulit mengubah pola berpikirnya ketika sudah tercekoki dengan rupiah yang sudah dicurinya. Namun koruptor bukanlah juga pencuri biasa yang perlu dikasihani karena keterpurukan ekonomi atau keterpaksaan.

Kasus tertangkap tanggannya Mochtar Akil oleh Komisi Pemberantasan Korupsi adalah bukan hal yang mengagetkan karena memang sepertinya sudah sangat jarang para petinggi di negeri begajul yang hidupnya bersih. Sudah banyak prolog mengenai ini seperti kasus suap hakim-hakim yang tertangkap di beberapa saat yang lalu. Dan anehnya tidak ada keterbukaan informasi publik yang jelas kemana orang-orang ini setelah tertangkap, seperti kasus Anas Urbaningrum yang sudah tak terdengar lagi, apalagi tentang kasus Century. Cukup aneh juga pernyataan ketua KPK di Kompas , yang bunyinya seperti ini:

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad menyadari praktik korupsi di Indonesia sudah teramat parah. Abraham bahkan mengatakan dunia serasa akan runtuh ketika KPK mengetahui Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar turut terlibat permainan uang itu.

"Kondisinya sudah sangat memprihatinkan karena seolah-olah dunia akan runtuh ya," ujar Abraham seusai menghadiri acara peringatan HUT Ke-68 TNI di Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Sabtu (5/10/2013). Pernyataan Abraham ini disebutnya bukan tanpa alasan. Mantan aktivis antikorupsi ini tak habis pikir seorang Ketua MK bisa juga terjerat korupsi. Terlebih lagi, MK adalah lembaga penegak hukum dengan keputusan yang final dan mengikat."

Oleh karena itu, ini menjadi preseden buruk bagi dunia penegakan hukum," ucap Abraham. KPK, kata Abraham, memiliki kewajiban untuk segera meluruskan negeri ini ke arah yang benar. Akil Mochtar memang pernah mengatakan bahwa koruptor perlu dhukum dengan potong jari, dan itupun minimal dengan hanya satu jari, mungkin agar kelihatan Islami atau agamis, atau menyelamatkan nyawanya sendiri. Daripada mending kehilangan satu jari seharga milyaran rupiah... impas tidak sakit, dan sangat ekonomis bagi jarinya harganya premium. Ada yang mengatakan harus digantung atau dihukum mati, jelas ini sangat sulit karena bertentangan dengan banyak nilai. Sementara seorang polisi di pinggir jalan Rasuna Said harus dihukum mati oleh orang tak dikenal, dengan tanpa diketahui jelas kesalahannya apa.

Negeri ini memiliki banyak pulau dan memiliki sejarah tentang hukuman pengasingan sejak jaman Belanda ataupun Exile ketika ada kasus PKI yang dianggap dan dikatakan mau memberontak serta membunuh para jenderal, namun para jenderal tersebut ternyata ditemukan di markas tentara. Orde baru menyisakan memori tentang tahanan politik yang diasingkan di Pulau Buru. Bukan tidak mungkin hal ini bisa diterapkan pada para koruptor, bukan karena sekedar kasus politik namun para koruptor adalah orang yang secara kejiwaa memang sangat berbahaya, bisa menular dan jika tidak ada tindakan langung yang tegas, penyakit menular ini dapat berjangkit dan memiliki banyak strategi ketika dilakukan berjamaah. Apalagi ketika ditunggangi kepentingan politik praktis untuk menyediakan uang bagi kemenangan partai, jelas partai seperti adalah partai terlarang, dan menodai sistem konstitusi negara dalam hal pemenangan pemilu. Secara sadar negeri begajul dan rakyatnya sudah dibohongi dengan cara-cara teramat kotor. Entah rakyat yang terlalu bodoh, miskin, atau permisif terhadap kejahatan seperti korupsi, jika tidak ada tindakan langsung, tegas dan sistematis, apalagi kinerja KPK tidak seperti sebuah lembaga yang rajin, seperti setiap hari menangkap koruptor atau setiap minggu. KPK sendiri tidak memiliki plan yang jelas dalam pemberantasan korupsi karena seperti hanya orang untung-untungan bekerja yang menunggu orang melanggar lalu lintas lantas dapat uang suap agar tidak ditilang. Ketika KPK hanya bisa seperti ini, terkaget-kaget dan tidak memberikan ruang untuk hukuman yang jelas, seperti pengsingan koruptor, serta kinerja yang super maksimal. Masyarakat tetap akan diam, tidak bergeming dan menganggap penangkapan-penangkapan tersebut adalah pesanan politik belaka untuk kepentingan beberapa orang atau kelompok tertentu...

Thanks to : Harian Kompas.com, suryaden.com

by : @N_Besar


Leave a Reply